Impian Kecilku ke Luar Negeri

Rura Pratiwi

Sejak kecil, aku selalu membayangkan seperti apa rasanya berjalan di bawah salju, melihat menara Eiffel dari dekat, atau berbicara dalam bahasa asing dengan orang-orang dari berbagai penjuru dunia. Mungkin impian itu terdengar sederhana bagi sebagian orang, tapi bagiku yang tumbuh di kota kecil, itu adalah mimpi yang terasa sangat jauh. Setiap kali melihat globe berputar atau membuka majalah wisata, hatiku selalu berbisik, “Suatu hari nanti, aku akan sampai ke sana.”

Impian itu bukan sekadar keinginan untuk pergi liburan, tapi lebih dari itu—keinginan untuk belajar, tumbuh, dan mengenal dunia yang lebih luas. Aku ingin tahu bagaimana rasanya hidup di tempat dengan budaya yang berbeda, mencoba makanan yang belum pernah kucicipi, dan menyerap wawasan dari mereka yang lahir dan besar di lingkungan yang jauh dari keseharianku. Impian kecil ini mendorongku untuk belajar bahasa asing, membaca buku tentang negara-negara lain, bahkan menyimpan uang saku sedikit demi sedikit demi mimpi besar yang lahir dari hati kecil.

Meski realita kadang tak sejalan dengan rencana, aku tak pernah berhenti bermimpi. Banyak tantangan yang harus kulalui—terbatasnya dana, kurangnya dukungan, hingga ketidakpastian peluang. Namun, justru dari situ aku belajar bahwa mimpi44 tak harus terwujud secepat mungkin. Yang penting, aku terus melangkah, walau perlahan. Setiap langkah kecil seperti ikut program pertukaran pelajar, beasiswa luar negeri, atau sekadar mengikuti forum internasional daring, menjadi batu loncatan yang mendekatkanku dengan impianku.

Impian kecilku ke luar negeri mungkin belum tercapai hari ini, tapi aku yakin hari itu akan datang. Selama aku terus berusaha, belajar, dan percaya, mimpi itu akan berubah menjadi nyata. Karena sejatinya, impian bukan hanya tentang tempat yang ingin kita tuju, tetapi juga tentang proses perjalanan yang membentuk siapa kita sebenarnya. Dan ketika akhirnya aku menginjakkan kaki di tanah asing itu, aku akan tahu bahwa semua perjuangan dan keyakinan kecil itu tidak pernah sia-sia.